SELAMAT KEPADA ANANDA GEDE BAYU BAGUS PENTIUM YANG TELAH MERAIH
MEDALI PERAK INTERNATIONAL MATHEMATICS OLYMPIAD DI AFRIKA SELATAN 2014
Tim Olimpiade Matematika Indonesia telah kembali ke tanah air setelah berkompetisi di International Mathematical Olympiad (IMO) di Cape Town, Afrika Selatan, 3-13 Juli 2014. Dari olimpiade ini, Indonesia meraih dua medali perak dan tiga medali perunggu.
Jakarta, Kemdikbud — Tim Olimpiade Matematika Indonesia telah kembali ke tanah air setelah berkompetisi di International Mathematical Olympiad (IMO) di Cape Town, Afrika Selatan, 3-13 Juli 2014. Dari olimpiade ini, Indonesia meraih dua medali perak dan tiga medali perunggu. Tim yang terdiri dari peserta dan pendamping ini disambut oleh Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Senin (14/07).
Tahun lalu, Indonesia meraih satu medali emas, satu perak, dan empat perunggu. Dengan perolehan medali tanpa emas tahun ini, posisi Indonesia turun dari ranking 19 ke 29 dari 101 negara. Walaupun mengalami penurunan, posisi Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara Eropa yang terkenal memiliki kemampuan matematika yang cukup baik, seperti: Republik Ceko (32), Portugal (33), Prancis (45), Spanyol (48), dan Austria (51).
Usai mengalungkan untaian bunga kepada tim yang baru tiba, Harris Iskandar memberikan keterangan pers terkait beberapa item berkenaan dengan hasil olimpiade ini. Harris mengatakan, Kemdikbud memiliki strategi pembinaan yang selalu disempurnakan dari tahun ke tahun. Hasil olimpiade setiap tahun yang telah diraih akan dievaluasi dan dilakukan perbaikan untuk pembinaan tahun berikutnya. “Pembinaannya disempurnakan tapi tidak membabi buta. Bahkan bagi saya pembinaan harus dilakukan se-natural mungkin agar minat anak-anak terus terjaga dan berkembang,” katanya.
Tim Indonesia terdiri dari enam peserta, yaitu Jonathan Mulyawan Woenardi dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, meraih medali perak; Gede Bagus Bayu Pentium dari SMA Semesta Semarang, yang saat ini telah terdaftar sebagai calon mahasiswa Nanyang Technological Universiti Singapura dengan jalur beasiswa, juga medali perak; Reza Wahyu Kumara dari SMAN Sragen Boarding Bilingual School Sragen, meraih medali perunggu; Fransisca Susan dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, medali perunggu; Herbert Ilhan Tanujaya dari SMA Santa Laurensia, medali perunggu; dan Kevin Christian Wibisono dari SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta, yang meraih Honourable Mention.
Menurut Reza Wahyu Kumara, salah satu dari tiga peraih medali perunggu tim Indonesia, poin yang diraihnya dalam kompetisi ini hanya terpaut satu poin dari nilai batas untuk meraih medali perak. Meskipun belum berhasil menyabet perak seperti targetnya, Reza cukup berbangga. Karena dari sekian banyak peserta, tidak semua peserta bisa mendapat medali. “Target saya perak, tapi perunggu saja saya sudah bersyukur. Tidak semua bisa mendapat medali,” ucapnya.
Saat ini, Reza telah menamatkan sekolahnya di SMA Boarding Bilingual School (BBS) Sragen, Jawa Tengah. Ia juga telah tercatat sebagai mahasiswa ITB lewat jalur SNMPTN.
Sama seperti Reza, Jonathan Mulyawan Woenardi, peraih medali perak dari SMAK 1 Penabur Jakarta, mengungkapkan kebahagiaannya karena telah menyumbangkan medali di ajang ini. Ia mengatakan, medali yang telah diraihnya dipersembahkan kepada seluruh siswa di Indonesia. “Saya di olimpiade ini kan mewakili siswa Indonesia, jadi medali ini untuk mereka,” ucapnya.
Siswa yang baru naik ke kelas 12 ini memiliki ketertarikan khusus dengan matematika. Ia menilai, kerumitan yang terdapat dalam setiap angka dan rumus matematika adalah keindahan. Untuk masa depannya, Jonathan mengaku akan terus menggeluti matematika untuk meraih cita-citanya sebagai seorang peneliti.