Program Ziarah Rohis SMP-SMA Semesta
Program ziarah, adalah program tahunan yang diadakan oleh Rohis SMP-SMA Semesta Semarang. Biasanya, lokasi yang dikunjungi adalah Makam Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan Sunan Muria. Namun kali ini, ziarah ditujukan ke arah yang berbeda, yaitu Magelang dan Jogja.
Ziarah kali ini, kami lakukan pada tanggal 24 November 2018. Dengan menyewa dua minibus.
Di Magelang, kami berkunjung ke Pegunungan Tidar. Gunung Tidar berdiri di tengah kotamadya Magelang, sekitar lingkup Akademi Militer. Gunung Tidar dikenal sangat angker dan banyak mengandung tuah. Konon hal itu dikarenakan selain dulunya merupakan pusat kerajaan siluman, juga merupakan pusatnya pulau Jawa.
Di pegunungan ini, kami ziarah ke makam Syaikh Subakir. Siapakah beliau?
Alkisah Syaikh Subakir dari negara Rum diutus oleh raja Rum untuk menaklukkan pulau Jawa yang terkenal wingit dan dihuni oleh kerajaan mahluk halus dari berbagai jenis. Dipimpin oleh Syang Yang Semar yang perpusat di puncak Tidar beserta Syang Yang Togog yang berpusat di gunung Merbabu, maka Syaikh Subakir yang datang dari negara Rum melewati India (suku Keling) dibawa serta ke Jawa.
Syaikh Subakir memasang tumbal paku bumi yang ditancapkannya di puncak Tidar, sehingga semua mahluk halus pergi dan lari tunggang langgang masuk ke laut. Syang Yang Semar dan Sang Yang Togog yang mengetahui hal itu, langsung menemui Syaikh Subakir guna melakukan negosiasi antara manusia dan mahluk ghoib. Mereka meminta agar tanah Jawa bisa didiami manusia untuk bertani dan berkembang biak tanpa ada gangguan dari mahluk-mahluk gaib.
Akhirnya disepakati perjanjian antara Syaikh Subakir, Syang Yang Semar dan Syang Yang Togog untuk saling berdampingan menjaga dan menolong raja-raja tanah Jawa beserta kelangsungan hidup semua makhluk di tanah Jawa tersebut.
Konon di puncak gunung Tidar, selain Syang Yang Semar juga banyak tokoh lain yang bersemayam seperti Pangeran Puboyo, Kyai Wijoyo Kusumo, Kyai Sepanjang, Kyai Shims Lodro dan Nyai Simo Lodro serta beraneka macam benda pusaka yang tidak terhitung jumlahnya.
Setelah dari Tidar, lalu kami berziarah ke Kraton Jogja, disana kami menelusuri jejak masa silam, di era Kerajaan Mataram.